Bahagia #DirumahAja



Tak pernah terbayangkan adanya pandemi covid19.  Sama halnya seperti pertama terjadi tsunami tahun 2004, belum terbayangkan adanya bencana ini sebelumnya. Memang kalau Allah menentukan terjadi maka terjadilah. Waktu pertama mendengar kejadian pertama kali di Wuhan juga tak terbayang virus ini sampai ke Indonesisa. Waktu mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan dipulangkan setelah karantina di Pulang Natuna, di Indonesia masih merasa itu hal yang mustahil  Sampai kasus pertama di Indonesia ditemukan pertama kalinya....


Bukan soal disiplin dan bukan, juga soal berserah diri saja sama Yang Maha Kuasa. Negara negara maju yang kita kenal paling disiplin pun malah paling tinggi tingkat terpaparnya.

Tingkat penyebaran virus ini merupakan cerminan tingkat kerjasama warga negara...
Kita tidak bisa sendiri sendiri membasmi... namun kerjasama semua warga untuk tetap patuh pada phisical distancing. Pantes pernah melihat polisi marah marah sama warga, sambil ngomel " saya sudah susah susah melarang... sementara orang orang santainya berkerumun"
Gak jarang melihat orang di jalanan tanpa masker, bahkan juga tanpa  mempertimbangkan jarak. Tidak nyaman sudah pasti dengan kondisi physical distancing. Namun tetap diambil hikmah dari semua ini. Semua ini patut disyukuri karena dari sini kita petik hal hal yang baik baiknya.

Saya dan keluarga sudah hampir sebulan di rumah, nyaris tidak kemana mana kecuali terpaksa belanja logistik, dan ke kantor karena urgent. Itu juga dengan perlindungan yang maksimal, menggunakan protokol keluar rumah. Memang Allah Maha Melindungi namun kita tetap juga selalu berikhtiar.
Bosan dan sangat jenuh bagi anak anak juga permaasalahan baru bagi orang tua dengan cara belajar online dan juga mendampingi putra putri belajar.  Di rumah FGH yang biasanya klo makan minta sama Asisten rumah tangga, pas kondisi sekarang sering order makanan setiap waktunya makan. Pusing pala berbie soal menu... heheheheh.... 
Biasanya Faiz  hanya sarapan pagi dan makan malam di rumah, siang di sekolah. Haura juga sama pagi dan malam hari. Uda Ghazy selama ini banyak di Surabaya. Bapak juga di Kantor. Pagi pagi bangun tidur slesai sholat subuh Mama dah masuk dapur buat sarapan. Perasaan sudah masak pagi siang anak anak minta lagi... dan sore menjelang malam nanya menu lagi yang beda dengan siang hari. Malam kadang juga laper nanya makanan lagi...heheheh Seru juga, tapi kadang mati gaya gak tau mesti masak apa lagi.
Rutinitas weekdays, mulai dari jam 07.30 daily meeting menyapa man teman di kantor secara virtual sampai sore  hari secara bergantian dan bahkan kadang bersamaan. Bahkan fleksibility waktu nyaris gak berbatas bisa meeting malam hari.  Tetapi semua dilakukan dengan senang hati dan dinikmati.  Namun saya juga senang karena juga banyak belajar... banyak sharing online di webinar maupun zoom. Ini juga hikmah positif banyak belajar berbayar dan gretongan....  Diperoleh dengan mudah.

Hikmah postif lain adalah waktu buat sholat berjamaah di rumah. sangat jarang selama ini bisa jamaah full team. Faiz yang biasanya setiap azan selalu buru buru ambil wudhu biar gak sholat Jamaah (karena klo jamaah jadi lama hehehhe) Namun juga nurut ketika diajak sholat bareng. Pemandangan yang indah.... Bahkan Flores dan kawan kawan juga menikmati... Setiap waktu sholat sajadah terbentang Flores datang goleran di atas sajadah. Kumis adiknya ikut main... Mereka memang jadi hiburan buat kami. Kelakuannya manja menjadi hiburan tersendiri saat kami di rumah aja. Kadang menggelung di atas sofa atau di atas keset bahkan malam hari kebiasaan tidur di kursi tuannya. Pagi hari saat pintu dibuka pengen masuk kamar mencari tuannya.

Sholat jamaah dengan Uda dan Babang


Siang hari Flores duduk di keset  *mungkin menunggu paket datang...  Beginilah suasana siang hari...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warso Farm

Lebaran #diRumahAja